UANG DAN PERMINTAAN UANG
Nama: lufvita melati sukma
Npm: 1601270029
Perbankan syariah umsu
Dosen : totok harmoyo S.E., M.Si
Fungsi Uang dalam Sistem Ekonomi
Npm: 1601270029
Perbankan syariah umsu
Dosen : totok harmoyo S.E., M.Si
Sejarah Uang
Uang Barang (commodity money)
Uang barang adalah alat tukar
yang memiliki nilai komoditas atau bisa diperjualbelikan apabila barang
tersebut digunakan bukan sebagai uang. Namun tidak semua barang bisa dijadikan
uang, antara lain:
·
Kelangkaan (scarcity), yaitu persediaan barang
itu harus terbatas.
·
Daya tahan (durability), barang tersebut harus
tahan lama.
·
Nilai tinggi, maksudnya barang yang dijadikan
uang harus bernilai tinggi,sehingga tidak memerlukan jumlah yang banyak dalam
melakukan transaksi.
Uang tanda/kertas (token money)
Ketika uang
logam masih digunakan sebagai uang resmi dunia,ada beberapa pihak yang melihat
peluang meraih keuntungan dari kepemilikan mereka atas emas dan perak.
Pihakpihak ini adalah bank,orang yang meminjamkan uang dan pandai emas
(goldsmith) atau toko-toko perhiasan. Mereka melihat bukti
peminjaman,penyimpanan atau penitipan emas dan perak di tempat mereka juga bisa
diterima di pasar.
Berdasarkan
hal ini, pandai emas dan bank mengeluarkan surat(uang kertas) dengan nilai yang
besar dari emas atau perak yang dimilikinya. Karena kertas ini didukung oleh
kepemilikan atas emas dan perak, masyarakat umum menerima uang kertas ini
sebagai alat tukar.
Ada beberapa
keuntungan penggunaan uang kertas,diantaranya biaya pembuatan
rendah,pengirimannya mudah, penambahan dan pengurangan lebih mudah dan cepat,
serta dapat dipecah-pecahkan dalam jumlah berapa pun.
Namun kekurangan uang kertas juga
cukup signifikan , antara lain uang kertas ini tidak bisa dibawa dalam jumlah
yang besar dan karena dibuat dari kertas,sangat mudah rusak.
Uang giral (deposit money)
Uang giral adalah uang yang
dikeluarkan oleh bank-bank komersial melalui pengeluaran cek dan alat
pembayaran giro lainnya.
Kelebihan uang giral sebagai alat
pembayar adalah:
·
Kalau hilang dapat dilacak kembali sehingga
tidak bisa diuangkan oleh yang tidak berhak.
·
Dapat dipindah tangankan dengan cepat dan ongkos
yang rendah.
·
Tidak diperlukan uang kembali sebab cek dapat
ditulis sesuai dengan nilai transaksi.
Fungsi Uang dalam Sistem Ekonomi
Fungsi utama uang adalah sebagai
alat tukar (medium of exchange). Ini adalah fungsi utama uang. Dari fungsi
utama ini, diturunkan fungsi-fungsi yang lain, seperti uang sebagai standard of
value(pembakuan nilai), store of value (penyimpan kekayaan), unit of account (satuan
penghitungan), dan standard of deffered payment( pembakuan pembayaran tangguh).
Mata uang manapun niscaya akan berfungsi
seperti ini.
Teori Permintaan dan Penawaran Uang dalam Pendekatan Ekonomi Konvensional
Teori permintaan uang dalam ekonomi konvensional dibagi menjadi 3 kelompok,
yaitu teori permintaan uang sebelum Keynes, teori permintaan uang menurut
Keynes, dan teori perminataan uang setelah Keynes.
Teori Permintaan Uang Sebelum Keynes
Teori permintaan uang sebelum Keynes
sering disebut denga teori permintaan uang klasik karena teori ini berdasarkan
asumsi klasik, yaitu perekonomian selalu dalam keadaan seimbang. Teori
permintaan uang sebelum Keynes diantaranya teori permintaan uang Irving Fisher
dan teori permintaan uang Cambridge.
Menurut Fisher seperti yang
diuraikan didalam bukunya Transaction Demand Theory of the Demand for money,
uang merupakan alat pertukaran. Fisher merumuskan teori kuantitas uang dengan
sederhana. Teori ini didasarkan kepada falsafah hukum say, yaitu bahwa
perekonomian selalu dalam keadaan full employment. Menurut Fisher jika
terjadi suatu transaksi antara penjual dan pembeli, maka akan terjadi
pertukaran uang dengan barang/jasa sehingga nilai dari uang yang ditukar pasti
sama dengan barang dan jasa yang diperoleh. Secara sistematis dapat dituliskan
sebagai berikut:
MV = PT
Dimana :
M : Jumlah uang yang beredar
(penawaran uang)
V : Tingkat kecepatan
perputaran uang (velocity), yaitu berapa kali uang berpindah tangan dari satu
pemilik kepada pemilik lain dalam satu periode tertentu
P : Harga barang / jasa yang
ditukarkan
T : Jumlah (volume)
barang/jasa yang menjadi obyek transaksi
Dalam versi lain, jumlah atau volume barang yang diperdagangkan (T) diganti
dengan output riil (O) sehingga persamaaannya berubah menjadi
MV=PO=Y
Dalam teori permintaan uang ini Irving Fisher mengasumsikan bahwa keberadaan
uang pada hakikatnya adalah flow concept dimana keberadaan uang atau permintaan
uang tidak dipengaruhi oleh suku bunga akan tetapi besar kecilnya uang akan
ditentukan oleh kecepatan perputaran uang tersebut.
Sedangkan menurut kaum Cambridge yang diwakili Marshall dan Pigou, uang adalah
alat penyimpan kekayaan, dan bukan sebagai alat pembayaran. Menurut Cambridge
permintaan uang tunai dipengaruhi oleh tingkat bunga, jumlah kekayaan yang
dimiliki, harapan tingkat bunga dimasa yang akan datang, dan tingkat harga.
Namun dalam jangka pendek faktor-faktor tersebut bersifat konstan atau berubah
secara proporsional terhadap pendapatan.
Md = kY
Dimana:
Md : Jumlah
permintaan uang
k : konstanta yang
menunjukkan presentase jumlah uang tunai yang dipegang terhadap pendapatan
Y : Pendapatan nominal
Teori Fisher didasarkan pendapatan transaksi
(transaction approach), sedangkan Teori Cambridge didasarkan kepada
pendekatan kebutuhan masyarakat memegang uang tunai (cash balance approach).
Teori Permintaan Uang Menurut Keynes
Teori keuangan yang dikemukakan Keynes pada umumnya menerangkan 3 hal,
yaitu : (1) Tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan uang), (2)
faktor-faktor yang menentukan tingkat bunga, (3) efek perubahan penawaran uang
terhadap kegiatan ekonomi negara.
Terkait dengan tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (memegang) uang, maka
dapat diklasifikasikan atas 3 motif utama, yaitu :
1.
Motif transaksi (transaction motive),
motif ini timbul karena uang digunakan untuk melakukan pembayaran secara
reguler terhadap transaksi yang dilakukan. Besarnya permintaan uang untuk
tujuan transaksi ini ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan (MDt
= f(Y), artinya semakin besar tingkat pendapatan yang dihasilkan, maka jumlah
uang diminta untuk transaksi juga mengalami peningkatan demikian sebaliknya.
2.
Motif berjaga-jaga (precautionary motive),
selain untuk membiayai transaksi, maka uang diminta pula oleh masyarakat untuk
keperluan di masa mendatang yang sifatnya berjaga-jaga. Besarnya permintaan
uang untuk berjaga-jaga ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan pula.
Semakin besar tingkat pendapatan permintaan uang untuk berjaga-jaga pun semakin
besar. MDp = f(Y).
3.
Motif spekulasi (speculation motive),
pada suatu sistem ekonomi modern diman lembaga keuangan masyarakat sudah
mengalami perkembangan yang sangat pesat mendorong masyarakatnya untuk
menggunakan uangnya bagi kegiatan spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan
untuk membeli surat-surat berharga, seperti obligasi pemerintah, saham, atau
instrumen lainnya. Faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan uang dengan
motif ini adalah besarnya suku bunga, dividen surat-surat berharga, ataupun capital
gain, fungsi permintaannya adalah MDs = f(i).
Dari ketiga motif diatas, maka formula untuk permintaan uang menurut Keynes
adalah:
MD = MDt +
MDp + MDs
Teori Permintaan Uang Setelah Keynes
Teori permintaan setelah Keynes adalah teori permintaan uang untuk tujuan
transaksi oleh Baumol :
Menurut Baumol, adanya lembaga
keuangan yang memberikan bunga menyebabkan orang yang memegang uang tunai
mengalami kerugian yang disebut Opportunity cost dimana ia kehilangan
kesempatan memperoleh bunga dari pendapatannya. Semakin tinggi tingkat bunganya
maka akan semakin tinggi pula biaya yang harus ditanggung seseorang dalam
memegang uang tunai.
R
= (n-1)iY/2n
= iY/2n2
Menurut Keynes seseorang memegang
uang atau kekayaannya hanya memiliki dua pilihan seluruhnya dalam bentuk uang
tunai atau seluruhnya dalam bentuk surat berharga. Sedangkan menurut Tobin
setiap orang mengalami ketidak pastian. Seseorang yang memegang surat berharga
pasti mengharapkan memperoleh pendapatan (e) :
Sedangkan teori permintaan uang untuk spekulasi dijelaskan oleh Tobin :
E = i+g
Dimana :
i = Bunga
g = Keuntungan modal
Sehingga
orang yang memegang surat berharga sejumlah (B) mengharapkan memperoleh
pendapatan total (RT) sebesar :
RT = B x e = B (i+g)
Resiko total (T) yang dialami seseorang yang memegang surat berharga sejumlah
(B) adalah, sedang (δg) adalah resiko yang dihadapi dalam memegang surat
berharga
T = B x δg
dan B = T/δg
Memasukkan persamaan B = T/δg
ke persamaan sebelumnya, maka diperoleh
RT
= T (i+g)/ δg
Menurut Friedman, seseorang atau perusahaan memegang uang tunai lebih kepada
alasan kepuasan (utility) sebagaimana barang tahan lama lainnya. Formula :
Md =
k(r1,.........,rj)y
Dimana :
Md : Permintaan uang tunai
r : tingkat pengembalian (rate
of return)
1,…..j : jenis kekayaan,
termasuk tingkat bunga
Menurut Friedman jumlah
uang yang diminta tergantung tingkat pendapatan nasional. Perbedaan friedman
dan Keynes adalah Friedman menyatakan bahwa nilai k bukan sesuatu yang konstan.
Nilai k dapat berubah-ubah tergantung perubahan tingkat bunga dan faktor lain
yang dapat diramalkan, dan Friedman tidak menganggap bahwa pendapatan selalu
terjadi pada tingkat full employment, tapi bisa saja terjadi pada
tingkat di bawah full employment
Teori Permintaan Uang dalam Ekonomi Islam
Fungsi Uang Dalam Ekonomi Islam:
· Sarana penukar
· Penyimpan Nilai
·
Bukan barang dagangan/komoditi
Teori Permintaan Uang Menurut Mazhab Iqtishoduna
Md = Md trans + Md Prec
· Menurut mazhab ini, permintaan uang hanya ditujukan untuk transaksi dan
berjaga-jaga atau untuk investasi.
· Permintaan uang untuk transaksi merupakan fungsi dari tingkat
pendapatan yang dimiliki oleh seseorang (berhubungan positif)
Permintaan
Uang menurut Mazhab Mainstream
Md
= Md trans + Md Prec
Md
= f (Y/μ)
Dimana :
Md
= Permintaan Uang dalam masyarakat Islam
Y
= Pendapatan
μ = tingkat biaya
karena menyimpan uang dalam bentuk kas
· Menurut Metwally permintaan uang dikategorikan untuk transaksi dan
berjaga-jaga
· Landasan filosofis dari teori dasar permintaan uang untuk berjaga-jaga,
bahwa Islam mengarahkan sumber daya yang ada untuk alokasi secara maksimum dan
efisien.Pelarangan penimbunan Uang atau Hoarding money merupakan kejahatan
penggunaan uang yang harus diperangi.
· Pengenaan pajak terhadap aset produktif yang menganggur merupakan strategi
utama yang digunakan mazhab ini.
Permintaan
Uang menurut Mazhab Alternatif
Md
= f (rb, y,p,S,X,Y)[θ]
+ + - + + +
Dimana :
rb
= rasio bagi hasil antara shahibul maal dan mudaharib dalam bank atau lembaga
keuangan
S
= Total pengeluaran nasional
y
= Pendapatan riel
P
= tingkat harga atau inflasi
X
= Variabel sosio ekonomi
Y =
Kebijakan pemerintah
· Menurut Choudhury, (1997), permintaan uang adalah representasi dari
keseluruhan kebutuhan transaksi dalam sektor riil. Semakin tinggi kapasitas dan
volume sektor riil meningkat, maka permintaan uang akan meningkat
Konsep uang dalam Islam
Dalam
membicarakan mengenai kebijakan moneter dalam Islam, maka pembahasan mengenai
uang sebagai faktor pokok yang diatur dalam kebijakan meneter Islam tersebut.
Dengan mengetahui posisi uang dalam perekonomian Islam, maka diharapkan dapat
muncul kebijakan-kebijakan meneter yang tepat dan Islami.
Dari
literatur yang telah kami baca, maka secara garis besar terdapat dua perbedaan
pokok antara konsep uang dalam Islam dengan konsep uang dalam perekonomian
konvensional, yaitu:
a.
Perbedaan
dalam hal fisik atau nilai intrinsik uang
b.
Perbedaan
dalam hal cara atau metode mempergunakan uang tersebut.
Bagi kalangan
umat Islam, membahas mengenai mata uang sebenarnya bukan merupakan hal yang
baru. Umat Islam telah lama akrab dengan mata uang yang terbuat dari emas dan
perak, yang disebut sebagai dinar dan dirham. Dinar dan dirham menurut sejarah
sebenarnya telah lama dikenal oleh orang arab jauh sebelum Islam datang. Mata
uang ini diperoleh dari hasil perdagangan yang mereka lakukan dengan
negara-negara sekitar. Pedagang arab yang pulang dari Syam, mereka membawa
dinar Romawi (Byzantium), dan dari Irak mereka membawa dirham perak Persia
(Sassanid).
Setelah
Islam datang, Rasulullah SAW mengakui (men-taqrir) berbagai muamalat
yang menggunakan dinar Romawi dan dirham Persia. Beliau juga mengakui standar
timbangan yang berlaku di kalangan kaum Quraisy untuk menimbang berat dinar dan
dirham.
Tentang ini
Rasulullah SAW bersabda:
"Timbangan
berat (wazan) adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran (mikyal) adalah
takaran penduduk Madinah." (HR. Abu Dawud dari An Nasa’i).
Dalam
menjabarkan hukum-hukumnya, rasulullah juga seringkali menggunakan
ukuran-ukuran standard berupa dinar dan dirham, sebagai contoh:
QS: At-Thaubah (34):
Artinya: Hai orang-orang yang
beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan
rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan
mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.
Ayat
tersebut melarang praktik menimbun harta (kanzul mal), Islam hanya
mengkhususkan larangan penimbunan harta untuk emas dan perak. Larangan ini
merujuk pada fungsi emas dan perak sebagai uang atau alat tukar (medium of
exchange)
Komentar
Posting Komentar