TEORI INFLASI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

Nama: lufvita melati sukma
Npm: 1601270029
Perbankan syariah umsu
Dosen : totok harmoyo S.E., M.Si




Pengertian,penyebab,jenis,dan dampak inflasi dalam perspektif Ekonomi Konvensional
Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan dengan persentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan harga tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum  barang secara terus menerus selama satu periode tertentu. Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan persentase yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi.
Penyebab inflasi di indonesia ada dua macam,yaitu inflasi yang diimpor dan defisit dalam anggaran pemerintah belanja Negara (APBN). Penyebab inflasi lainnya menurut sadono sukirno adalah kenaikan harga-harga barang yang diimpor,penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan produksi dan penawaran barang, serta terjadinya kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab. Adapun penyebab lain dan inflasi antara lain uang yang beredar lebih besar daripada jumlah barang yang beredar, sehingga permintaan akan barang mengalami kenaikan,maka dengan sendirinya produsen akan menaikkan harga barang dan apabila kondisi seperti ini dibiarkan maka akan terjadi inflasi.
Terdapat berbagai macam jenis inflasi. Beberapa kelompok besar dari inflasi adalah:
a.       Policy induced,disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter yang juga bisa merefleksikan defisit anggaran yang berlebihan dan cara pembiayannya.
b.      Cost-push inflation,disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya yang bisa terjadi walaupun pada saat tingkat penganguran tinggi dan tingkat penggunaan kapasitas produksi rendah.
c.       Demand-pull inflation, disebabkan oleh permintaan agregat yang berlebihan yang mendorong kenaikan tingkat harga umum.
d.      Inertial inflation,cenderung untuk berlanjut pada tingkat yang sama sampai kejadian ekonomi yang menyebabkan berubah. Jika inflasi terus bertahan,dan tingkat ini diantisipasi dalam bentuk kontrak finansial dan upah, kenaikan inflasi akan terus berlanjut.

Inflasi merupakan suatu gejala buruk yang dapat mengganggu kestabilan ekonomi . Ada beberapa masalah yang akan muncul, apabila terjadinya inflasi:
a.       Menurunya tingkat kesejahteraan rakyat
Tingkat kesejahteraan masyarakat, sederhananya diukur dengan tingkat daya beli pendapatan yang diperoleh. Inflasi menyebabkan daya beli pendapatan makin rendah, khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil dan tetap.


b.      Makin Buruknya Distribusi Pendapatan
Dampak buruk inflasi terhadap tengkat kesejahteraan dapat dihindari jika pertumbuhan tingkat pendapatan lebih tinggi. Tetapi pada kenyataannya, ketika inflasi mengalami pertumbuhan, banyak masyarkat yang tidak dapat menaikan tingkat pendapatanya. Sehingga kekuatan ekonomi mreka akan menurun
c.       Terganggunya stabilitas ekonomi
Inflasi mengganggu stabilitas ekonomi dengan merusak perkiraan masa depan para pelaku ekonomi. Bagi konsumen yang berpendapatan besar, mereka akan membeli barang dan jasa dalam jumlah yang besar, karena mereka berasumsi bahwa harga barang dan jasa akan naik lagi. Sedangkan konsumen berpenghasilan kecil, semakin hari akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena harga semakin naik.
Bagi produsen  inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya.Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Kebijakan-kebijakan yang digunakan untuk mengatasi masalah inflasi yaitu
  1. Kebijakan fiskal. Kebijakan ini dilaksanakan dalam bentuk mengurangi pengeluaran pemerintah, langkah ini menimbulkan efek yang cepat dalam mengurangi pengeluaran dalam perekonomian
  2. Kebijakan moneter. Yaitu peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar. Dalam inflasi, bank sentral dapat melakukan operasi pasar terbuka, menarik uang dari system perbankan, menaikan persyaratan minimum, atau menaikan tingkat diskonto sehingga akan memperlambat pertumbuhan ekonomi
Inflasi dalam perspektif ekonomi Islam
Dalam Islam tidak dikenal inflasi karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham yang mempunyai nilai stabil dan dibenarkan dalam Islam. Adiwarman Karim mengatakan bahwa Syekh An Nabhani 2001 : 47 memberikan beberapa alasan mengapa dinar dan dirham merupakan mata uang yang sesuai. Beberapa diantaranya adalah :
  1. Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang baku dan tidak berubah-ubah
  2. Rasulullah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang, dan beliau menjadikan hanya emas dan perak sebagai standar mata uang.
  3. Ketika Allah SWT mewajiibkan zakat uang, Allah telah mewajibkan zakat tersebut dengan emas dan perak
  4. Hukum-hukum tentang pertukaran mata uang yang terjadi dalam transaksi uang hanya dilakukan dengan emas dan perak begitupun dengan transaksi lainnya hanya dinyatakan dengan emas dan perak
Penurunan nilai dinar atau dirham memang masih mungkin terjadi yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai nominal dinar itu mengalami penurunan. Diantaranya akibat ditemukannya emas dalam jumlah yang besar tapi keadaan ini kecil sekali kemungkinannya
Dampak Inflasi.
Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian karena:
1. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang
2. Melemahkan semangat menabung (MPS)
3. Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja(MPC)
4. Mengarahkan investasi untuk hal-hal yang tidak produktif
5. Inflasi cenderung meredistribusi pendapatan ke atas sehingga menimbulkan ketidakseimbangan terhadap sasaran keadilan sosioekonomi
6. Inflasi menyebabkan kurs menjadi overnilai yang diadopsi pemerintah untuk menahan tekanan-tekanan inflasioner
7. Inflasi akan menggalakan impor dan menghambat ekspor dengan menjadikannya tidak kompetitif pada pasaran internasional
Inflasi Menurut Taqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364-1441M
Dengan mengemukakan berbagai fakta bencana kelaparan yang pernah terjadi di mesir, al-Maqrizi menyataan bahwa peristiwa inflasi merupakan sebuah fenomena alam yang menimpa kehidupan masyarakat diseluruh dunia sejak masa dahulu hingga sekarang. Menurutnya, inflasi terjadi ketika harga-harga secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung terus-menerus. Pada saat itu persediaan barang dan jasa mengalami kelangkaan, sementara konsumen harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk sejumlah barang dan jasa yang sama karena sangat membutuhkannya.

Penyebab Inflasi
Al-Maqrizi mengklasifikasikan inflasi berdasarkan faktor penyebabnya kedalam dua hal, yaitu
1. Inflasi yang disebabkan oleh faktor alamiah (natural inflation). Inflasi ini disebabkan oleh berbagai faktor alamiah yang tidak bisa dihindari umat manusia.
2. Inflasi yang disebabkan oleh kesalahan manusia.(human error).Adapun inflasi yang disebabkan oleh karena kesalahan manusia menurut al-Maqrizi dapat diidentifikasi kepada tiga hal yang baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-bersama menyebabkan terjadinya inflasi ini.
1. Korupsi dan administrasi yang buruk (Corruption and Bad Administraton). Al-Maqrizi menyatakan bahwa pengangkatan para pejabat pemerintah yang berdasarkan pemberian suap dan bukan kapabilitas, akan menempatkan orang-orang yang tidak mempunyai kredibilitas pada berbagai jabatan penting dan terhormat, baik dikalangan legislatif. yudikatif maupun eksekutif. Mereka rela menggadaikan seluruh harta miliknya sebagai konpensasi untuk meraih jabatan yang diinginkan serta kebutuhan sehari-hari sebagai pejabat. Akibatnya para pejabat pemertintah tidak lagi babas dari intervensi dan intrik para krono istana. Mereka tidak hanya mungkin disingkirkan setiap saat tetapi juga disita harta kekayaanya, bahkan dieksekusi. Kondisi ini selanjutnya sangat mempengaruhi moral dan efesiensi administrasi dan militer Ketika berkuasa pejabat tersebut mulai menyalahgunakan kekuasaan untuk meraih kepentingan pribadi, baik untuk memenuhi kewajiban finansialnya maupun kemewahan hidup. Mereka berusaha mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, dengan menghalalkan segala cara , merajalelanya ketidakadilan para pejabat tersbut telah membuat kondisi rakyat semakin memprihatikan, sehingga mereka terpaksa meninggalkan kampung halaman dan pekerjaannya. Akibatnya, terjadi penurunan drastis jumlah penduduk dan tenaga kerja serta hasil-hasil produksi yang sangat berimplikasi terhadap penurunan penerimaan dan pendapatan negara.
2. Pajak yang berlebihan (Excessive Tax). Menurut al-Maqrizi, akibat dominasi para pejabat bermental korup dalam suatu pemerintahan, pengeluaran negara mengalami peningkatan yang sangat drastis. Sebagai konpensasinya, mereka menerapkan sistem perpajakan yang menindas rakyat dengan memberlakukan berbagai pajak baru serta menaikan tingkat pajak yang telah ada. Hal ini sangat mempengaruhi kondisi para petani yang merupakan kelompok mayoritas dalam masyarakat. Para pemilik tanah yang ingin selalu berada dalam kesenangan akan melimpahkan beban pajak kepada para petani melalui peningkatan biaya sewa tanah. Karena tertarik dengan hasil pajak yang sangat menjanjikan, tekanan para pejabat dan pemilik tanah terhadap para petani menjadi lebih besar dan intensif. Frekuensi berbagai pajak untuk pemeliharaan bendungan dan pekerjaan-pekerjaan yang serupa semkin meningkat. Konsekuensinya, biaya-biaya untuk penggarapan tanah, panaburan benih, pemungutan hasil panen, dan sebagainya meningkat. Dengan kata lain, panen padi yang dihasilkan pada kondisi ini membutuhkan biaya yang lebih besar hingga melebihi jangkauan para petani. Kenaikan harga-harga tersebut, terutama benih padi, hampir mustahil mengalami penurunan karena sebagian besar benih padi dimiliki oleh para pejabat yang sangat haus kekayaan.Akibatnya para petani kehilangan motivasi untuk bekerja memproduksi. Mereka lebih memilih meninggalkan tempat tinggal dan pekerjaannya daripada hidup selalu dalam penderitaan untuk kemudian menjadi pengembara didaerah-daerah pedalaman.Dengan demikian, terjadi penurunan jumlah tenaga kerja dan peningkatan lahan tidur yang akan sangat mempengaruhi tingkat hasil produksi padi serta hasil bumi lainnya dan pada akhirnya, menimbulkan kelangkaan bahan makana serta meningkatkan harga-harga .
3. Excessive Seignorage dengan peningkatan sirkulasi mata uang . Seperti yang telah disinggung di atas, pada awalnya, mata uang fulus yang mempunyai nilai intrinstik jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai nominalnya dan dicetak sebagai alat transaksi untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup sehari-hari yang tidak signifikan. Oleh sebab itu jumlah mata uang ini hanya sedikit yang terdapat dalam peredaran.
Ketika terjadi defisit anggaran sebagai akibat para perilaku buruk para pejabat yang menghabiskan uang negara untuk berbagai kepentingan peribadi dan kelompoknya, pemerintah melakukan percetakan mata uang secara besar-besaran. Menurut al-Maqrizi, kegiatan tersebut semakin meluas pada saat ambisi pemerintah untuk memperoleh keuntungan yang besar dari pencetakan mata uang yang tidak membutuhkan biaya produksi tinggi ini tidak terkendali. Sebagai penguasa, mereka mengeluarkan maklumat yang memaksa rakyat menggunakan mata uang itu . Jumlah fulus yang dimiliki masyarakat semakin besar dan sirkulasinya mengalami peningkatan yang sangat tajam, sehingga fulus menjadi mata uang yang dominan.
Lebih jauh al-Maqrizi mengemukakan bahwa kebijakan pemerintah tersebut berimplikasi terhadap keberadaan mata uang lainnya. Seiring dengan keuntungan besar yang diperoleh dari pencetakan fulus, pemerintah menghentikan pencetakan perak sebagai mata uang. Bahkan sebagai salah satu implikasi gaya hidup para pejabat, sejumlah dirham yang dimiliki masyarakat yang dilebur menjadi perhiasan, sebagai hasilnya, mata uang dirham mengalami kelangkaan dan menghilang dari peredaran. Sementara itu, mata uang dinar masih terdapat di peredaran meskipun hanya dimiliki oleh segelintir orang.
Keadaan ini menempatkan fulus sebagai standar nilai bagi sebagian besar barang dan jasa. Kebijakan pencetakan uang fulus secara besar-besaran menurut al-Maqrizi, sangat mempengaruhi penurunan nilai mata uang secara drastis. Akibatnya, uang tidak lagi bernilai dan harga-harga membumbung tinggi yang pada gilirannya menimbulkan kelangkaan bahan makanan
Al-Maqrizi berpendapat bahwa uang sebaiknya dicetak hanya pada tingkat minimal yang dibutuhkan untuk bertransaksi dan dalam pecahan yang mempunyai nilai nominal kecil (supaya tidak ditumpuk)
Ekonomi Islam sendiri mengelompokkan uang dalam beberapa jenis . Berikut ilustrasi pengelompokan uamg ke dalam beberapa jenis:
Money

Commodity Money

Fiduciary Money

Full Bodied
(Dinar, Dirham, Maria Theras Dollar

Representative(Silver certificate)

Bank

Token (fulus)

Fiat (continental)

 

Komentar

Postingan Populer