Pendapatan Nasional Dalam Pendekatan Ekonomi Islam
Nama: lufvita melati sukma
Npm: 1601270029
Perbankan syariah umsu
Dosen : totok harmoyo S.E., M.Si
Npm: 1601270029
Perbankan syariah umsu
Dosen : totok harmoyo S.E., M.Si
1. Pengertian dan
ruang lingkup pendapatan nasional
Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai
jumlah barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara pada periode tertentu
biasanya satu tahun.
Pendapatan nasional beragam antara lain:
- produk domestik bruto (gross domestic
product/GDP)
- produk nasional bruto (gross national
product/GNP)
- produk nasional neto (net national
product / NNP)
Perhitungan pendapatan nasional akan
memberikan perkiraan GDP secara teratur yang merupakan ukuran dasar dari
performansi perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa.
Perhitungan pendapatan nasional juga
berguna untuk menerangkan kerangka kerja hubungan antara variabel makroekonomi,
yaitu: output, pendapatan, dan pengeluaran.
Pendapatan nasional yang merupakan ukuran
terhadap aliran uang dan barang dalam perekonomian dapat dihitung dengan tiga
pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan produksi(production
approach).
2. Pendekatan pendapatan (income approach).
3. Pendekatan pengeluaran (expenditure
approach).
2. Pendapatan
nasional dengan pendekatan produksi (Gross domestic Product /GDP)
Perhitungan pendapatan nasional dengan
pendekatan produksi diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah bruto (gross
value added) dari semua sektor produksi.
Yang dimasukkan kedalam perhitungan
pendapatan nasional hanya barang jadi atau barang siap pakai (final goods).
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan
produksi di Indonesia dilakukan dengan menjumlahkan semua sektor industri yang
ada, sektor industri tersebut dikelompokkan menjadi 11 sektor atas dasar ISIC
(international standard industrial classification) yang meliputi:
1. Sektor produksi pertanian.
2. Sektor produksi pertambangan dan
penggalian.
3. Sektor industri manufaktur.
4. Sektor produksi listrik, gas, dan air
minum.
5. Sektor produksi bangunan.
6. Sektor produksi perdagangan, hotel, dan
restoran.
7. Sektor produksi transportasi dan komunikasi.
8. Sektor produksi bank dan lembaga
keuangan lainnya.
9. Sektor produksi sewa rumah.
10. Sektor produksi pemerintah dan
pertahanan.
11. Sektor produksi lainnya.
3. Pendapatan
nasional dengan pendekatan pengeluaran (Gross National Product/GNP)
Perhitungan pendapatan nasional dengan
pendekatan pengeluaran dilakukan dengan menjumlahkan permintaan akhir unit-unit
ekonomi, yaitu;
1. Rumah tangga berupa konsumsi
(consumption /C).
2. Perusahaan berupa investasi
(investment/I)
3. Pengeluaran pemerintah (goverment/G)
4. Pengeluaran ekspor dan impor
(export-import / X-M)
Perhitungan pendapatan nasional dengan
pendekatan ini biasa dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
* Y= C + I, perekonomian tertutup tanpa
peranan pemerintah.
* Y= C+I+G,
untuk perekonomian tertutup dengan pemerintah.
* Y = C+I+G +X -M, untuk perekonomian
terbuka.
Perbedaan gross
domestic product / GDP dengan gross national product/GNP
GDP adalah nilai barang jadi yang
diproduksi di dalam negeri. Sedangkan di dalam GNP ada bagian barang atau jasa
yang diperoleh dari luar negeri. Misalnya,Pendapatan dari seorang warga negara
indonesia yang bekerja di Amerika adalah bagian dari GNP indonesia tetapi bukan
bagian dari GDP indonesia karena pendapatan itu tidak dihasilkan di indonesia.
Dari penjelasan perbedaan GDP dengan GNP
diatas,maka ada 3 kondisi yang mungkin terjadi pada suatu negara.
1. Nilai
GDP lebih besar dari GNP (GDP>GNP)
Hal ini berarti penghasilan penduduk suatu
negara yang bekerja di luar negeri akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan
penghasilan orang asing di negara itu.
2. Nilai
GDP lebih kecil dari GNP(GDP<GNP)
Hal ini berarti penghasilan penduduk suatu
negara yang bekerja di luar negeri akan lebih besar bila dibandingkan dengan
penghasilan orang asing dinegara itu.
3. Nilai
GDP sama dengan GNP (GDP=GNP)
Hal ini berarti penghasilan penduduk suatu
negara yang bekerja di luar negeri akan sama besar bila dibandingkan dengan
penghasilan orang asing dinegara itu.
Pendapatan
Nasional dengan pendekatan pendapatan (Net National Product/NNP)
NNP merupakan GNP dikurangi penyusutan dari
stok modal yang ada selama periode tertentu. Penyusutan merupakan ukuran dari
bagian GNP yang harus disisihkan untuk menjaga kapasitas produksi dari
perekonomian.
GDP
riil (Real GDP) dan GDP Nominal (nominal GDP)
GDP nominal mengukur nilai output atau
pendapatan nasional dalam suatu periode tertentu menurut harga pasar yang
berlaku pada periode tersebut atau dikenal dengan istilah current price.
Misalnya,GDP nominal 2007 mengukur nilai barang-barang yang diproduksi selama
tahun 2007 dengan harga pasar yang berlaku tahun 2007.
GDP Riil adalah mengukur nilai output
pendapatan nasional pada periode tertentu menurut harga yang ditentukan (harga
pada tahun dasar atau dikenal dengan istilah harga konstan/constant price).
Kita dapat juga menghitung GDP
deflator(mengukur tingkat inflasi) yang merupakan perbandingan antara GDP
nominal dengan GDP riil.
Pendapatan
Nasional dalam perspektif ekonomi islam.
Pada waktu GNP naik,maka diasumsikan bahwa
rakyat secara materi bertambah baik posisinya atau sebaliknya,tentunya setelah
dibagi dengan jumlah penduduk (GNP per kapita). Kritik terhadap GNP sebagai
ukuran kesejahteraan ekonomi muncul dan para pengkritik mengatakan bahwa
GNP/kapita merupakan ukuran kesejahteraan yang tidak sempurna. Sebagai contoh,
jika nilai output turun sebagai akibat orang-orang mengurangi jam kerja atau
menambah waktu leisure/istirahatnya tentunya hal itu bukan menggambarkan
keadaan orang itu menjadi lebih buruk.
Beberapa keberatan penggunaan GDP
riil/kapita sebagai indikator kesejahteraan suatu negara sebagai berikut:
1. Umumnya
hanya produk yang masuk pasar yang dihitung dalam GNP. Produk yang dihasilkan
dan dikonsumsi sendiri,tidak tercakup dalam GNP.
2. GNP
juga tidak menghitung nilai waktu istirahat (leisure time), padahal hal ini
sangat besar pengaruhnya dalam kesejahteraan. Semakin kaya seseorang akan
semakin menginginkan waktu istirahat.
3. Kejadian
buruk seperti bencana alam tidak dihitung dalam GNP,padahal kejadian tersebut
jelas mengurangi kesejahteraan.
4. Masalah
polusi juga sering tidak dihitung dalam GNP. Banyak sekali pabrik-pabrik yang
dalam kegiatan produksinya menghasilkan polusi air maupun udara. Ini jelas akan
merusak lingkungan.
Bagaimana
ekonomi islami mengkritisi perhitungan GDP riil/kapita yang dijadikan sebagai
indikator bagi kesejahteraan suatu negara?
Ekonomi islam dalam arti sebuah sistem
ekonomi (nidhom-al-iqtishad) merupakan sebuah sistem yang dapat mengantar umat
manusia kepada real welfare (falah),kesejahteraan yang sebenarnya.
Ekonomi islam harus mampu menyediakan suatu
cara untuk mengukur kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan sosial berdasarkan
sistem moral dan sosial islam.
Ada empat hal yang semestinya bisa diukur
dengan pendekatan pendapatan nasional berdasarkan ekonomi islam,sehingga
tingkat kesejahteraan bisa dilihat secara lebih jernih dan tidak bias. Empat
hal tersebut adalah:
1. Pendapatan
nasional harus dapat mengukur penyebaran pendapatan individu rumah tangga.
2. Pendapatan
nasional harus dapat mengukur produksi di sektor pedesaan.
3. Pendapatan
nasional harus dapat mengukur kesejahteraan ekonomi islami.
4. Perhitungan
pendapatan nasional sebagai ukuran dari kesejahteraan sosial islami melalui
pendugaan nilai santunan antar saudara dan sedekah.
Sumber-sumber pendapatan nasional
dalam ekonomi islam
1. Ghanimah.
2. Shadaqoh.
3. Infaq.
4. Zakat.
5. Ushr.
6. Jizyah.
7. Kharaj.
8. Pajak
tambang dan harta karun.
9. Waqaf
menyerahkan suatu hak milik.
Perekonomian sederhana (perekonomian dua
sektor)
Konsep perekonomian dua sektor merupakan
konsep perekonomian yang terdiri dari
dan sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Dalam perekonomian 2 sektor,
tidak terdapat pajak dan pengeluaran pemerintah. Bukan hanya itu perekonomian 2
sektor pun tidak melakukan perdagangan luar negeri yakni tidak melakukan
kegiatan ekspor dan impor.
Dalam perekonomian dua sektor sumber pendapatan yang diperoleh rumah tangga adalah
dari perusahaan. Pendapatan ini meliputi gaji, upah, sewa, bunga dan keuntungan
adalah sama nilainya dengan pendapatan nasional. Dan oleh karena itu,
pemerintah tidak memungut pajak maka pendapatan nasional (Y) adalah sama dengan
pendapatan disposebel (Yd) atau Y = Yd.
Pendapatan
yang digunakan oleh rumah tangga akan digunakan untuk dua tujuan yaitu untuk
pengeluaran konsumsi dan ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan kepada penanam
modal atau investor dan akan digunakan untuk modal, untuk membeli barang–barang
seperti mesin–mesin, bahan baku, peralatan produksi, mendirikan bangunan pabrik
dan bangunan kantor.
. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
Dalam analisis makro ekonomi yang lebih
penting bukanlah melihat konsumsi dan tabungan suatu rumah tangga, tetapi
melihat konsumsi dan tabungan dari semua rumah tangga dalam perekonomian.
Pengeluaran konsumsi dari semua rumah tangga dalam perekonomian dinamakan
konsumsi agregat dan tabungan semua rumah tangga dalam perekonomian dinamakan
tabungan agregat.
1.
Ciri-ciri Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Sebelum menerangkan ciri-ciri fungsi
konsumsi dan fungsi tabungan terlebih dahulu perlu didefinisikan arti dari
istilah fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.
a.
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan
diantara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan
nasional perekonomian tersebut.
b.
Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan
diantara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan
nasional perekonomian tersebut.
2.
Penentu-penentu Lain Konsumsi dan Tabungan
a.
Kekayaan yang telah terkumpul.
b.
Suku bunga.
c.
Sikap berhemat.
d.
Keadaan perekonomian.
e.
Distribusi pendapatan.
f.
Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi.
Komentar
Posting Komentar